Single-release reviews

1. MADAH TUNDRA - Malam Buas, 2018
https://madahtundra.bandcamp.com/


'Malam Buas' merupakan muqadimah panjang sebuah karya single, sebuah refleksi dari kegelisahan jiwa yang mewakili para survivor yang bertarung dengan keras di kota besar dan mengalami penat dengan keadaan yang memaksa untuk membelenggu atau mengasingkan diri kita sendiri dengan berbagai dinamika kehidupan, ketimpangan sosial dan ketidakadilan yang mau tidak mau tetap harus kita hadapi. single ini juga menjadi sebuah perayaan 'balas dendam' akan belenggu tersebut dengan buas dan liar dituangkan dalam sebuah gaung berat panjang dan bermuatan cukup berat. Heavy as fuck, sound gitar senar tebal dengan tuning di B (Drop), sound bass yang tebal dan gemuk, juga drum yang menjaga amarah dengan sabar dan fluktuatif.

Merepresentasikan gaya musik heavy metal yang ditularkan sejak 'Black Sabbath' dan disemburkan kembali di era digital mewabah, yang memang terus berkembang hingga kini. Sub-genre Heavy metal tersebut tak lain adalah, sebut saja Doom-metal 'revival' yang memang berkembang di awal milenium, atau lazim dengan istilah post-metal yang lebih dinamis dalam perpaduannya dengan genre terkait, seperti padanan Drone metal, Stoner-rock, Sludge metal, Psychedellic rock hingga Southern-rock menampakan ragamnya hingga kini. Musik yang untuk beberapa orang malas mendengarnya akibat pelan, lamban, bikin ngantuk, kadang memiliki sensasinya tersendiri. terlebih dengan sensasi sound yang kasar, kotor atau berat dan berdengung, musik seperti ini dinikmati sambil mengkhayal atau kebanyakan dinikmati sambil nge-fly dengan kopi, asap atau alkohol, atau bebas terserah kalian menikmatinya.

Madah Tundra mengimplementasikannya dengan single ini, semua penjelasan diatas mewakili karya berat dan gelap ini. Musiknya mengingatkan 'Cult Of Luna', 'Neurosis' dan 'Celestial' yang dulu bernama 'Isis' (the band). tentunya aransemen Madah Tundra mengembangkannya secara lebih dinamis, solo gitar nge-rock yang liar dan terdengar disonan atau membelot ke luar arah di pertengahan lagu, tentunya sensasi suara 'berat'-nya, seberat beban seorang pekerja harian yang harus menyelesaikan tagihan demi tagihan yang masih tetap bisa menikmati alur kehidupan tersebut dengan sesekali merayakan pesta bersama para 'Partner in crime' nya.

Dirilis secara digital, 1 Mei 2018
Aransemen musik oleh Madah Tundra
Lirik oleh Muhammad Ashari
Rekam, mixing, mastering di Pohaci Studio oleh Ibrahim Adi Surya, Maret-November 2017
Ilustrasi Sampul: Fian Afandi
Dirilis oleh Royal Yawns




2. MOUTHLESS - Sabda Api

Taken track from EP "Sermon Of Perpetual Flames"
Deeprock/Brutal Mind, 2020

OSDM is return and not only kill your self, but kill this 'millenial' empire. Peradaban yang direpresentasikan saat ini oleh kebanyakan para milenial mungkin hanya sebatas perayaan yang tampil beda (baca ; edgy, bagi kalangan milenial yang sedang mendapatkan jati diri baru yang memberontak). Namun, 'Sabda Api' menggelorakan api death metal lama dari daratan Florida sana dan mengemasnya dalam aransemen semi-modern death metal yang masih mengedepankan kualititas teknis, dan lirik personal yang kritis akan kehidupan sosial lingkungan sekitar kita, menggempur peradaban kekinian. Kalimat itu rasanya cocok untuk merepresentasikan karya dari band Jakarta, MOUTHLESS. Penggemar monster-monster 'Florida Death Metal' seperti Deicide, Monstrosity, Malevolent Creation hingga pendekar perang dari daratan 'Viking-Swedia' seperti Grave dan Unleashed pasti menikmati lagu ini. Vokalis MOUTHLESS juga seorang artworker, aktif di event Art exhibition, dan sekarang juga bergabung dengan monster Technical Death Metal jakarta, HELLCRUST.




3. GETAH BENING - Berhala, 2017

Sudah lama saya gak dengar band modern-thrash/groove metal yang berkualitas. dan 'Getah Bening' salah satunya yang menampilkan kualitas output suara instrumen, aransemen dan lirik saling menghidupi. Walau sangat kental pengaruh PANTERA, Namun dengan lirik berbahasa Indonesia jadi terasa seperti Roxx dan Komunal dengan gaya ala Getah Bening yang lebih berat dan banyak groove-nya. Vokal serak basah dan dapat melengking, sangat merepresentasikan kejayaan 80-90s heavy metal + hard rock. Simak dan cari video/audio mereka, 'Berhala', Rocks banget! Sayang, masih belum banyak karya mereka yang bertebaran di platform online jika kita mau search via Google dan sejenisnya,cuma ketemu di web DCDC yang Wacken Metal Battle. Temui mereka di Southouse, Kebagusan, Jakarta Selatan dan ajak berbagi 'bakar-bakar'an.



4. EACH DAY REMAINS - Tanpa Arah, 2020
https://eachdayremains.bandcamp.com/track/tanpa-arah

Hardcore berat, goyang 2-steps, gorilla dance, windmill, pickin' up chance, terserah kalian enaknya mau joget apa untuk dengarkan lagu ini, asal jangan karate kick, udah cukup usang sich jadi jagoan karateka di 'pit' atau gigs, hehee.. 'Each Day Remains' bikin kepala goyang dan tangan ingin segera mengepal di udara seperti puncak sing-a-long bersama band hardcore favoritmu sambil merayakan sakralnya Glorious pile-on. Ya, istilah itu bisa dicari di internet atau perhatikan Music video-nya Sick Of It All yang 'Step Down'. Oiya, secara musikal, EDR merepresentasikan heavy hardcore ala Boston seperti 'Death Before Dishonor' atau 'Terror' dari L.A, dengan karakter vokal lebih seperti 'FC Five' (Japan) atau 'Snapcase' dari NYHC. Menarik, dan karakter sound gitar sedikit berbeda dengan style yang dimainkan DBD atau Terror, tidak seberat mereka atau karena sound bass-nya memang cukup treble, namun menjadi karakter tersendiri yang sudah disesuaikan dengan eksplorasi mereka. Cek dan simak mereka di bandcamp, 2 lagu berat dan keras mereka sudah dipublikasikan.




5. THE DARSIH - Cak Munir, 2020

Taken track from E.P "Ziarah"
https://thedarsih.bandcamp.com/releases


Petjaaaah, fast, raw, straight-forward 80s hardcore punk to the bone. Ini band yang teriak apa adanya, apa yang mereka rasakan dan sederhana. representasi akan kemuakan personal atau kelompok yang merasakan ketidak-adilan sistem rezim sebelum reformasi, karena mereka jelaskan pada halaman di bandcamp mereka bahwa keluarga mereka mengalaminya sendiri akan ketimpangan tersebut. Buat yang tidak mengalami era rezim tersebut dan nyinyir dengan kondisi sekarang lalu bilang "lebih enak di era rezim ORBA yang diceritakan disini", kalian harusnya malu, Coba cari tahu, renungkan dan buktikan sendiri lewat mesin waktunya Doraemon. Saya ambil lagu 'Cak Munir' yang masih sangat relevan dengan ketidakadilan yang masih ada. Nama The Darsih merupakan representasi dari seorang tokoh wanita yang tangguh. The Darsih mengingatkan kita dengan band-band hardcore punk 80an. Begitu dengar E.P digital mereka di bandcamp, langsung teringat band Boston penting dalam sejarah Boston Hardcore, Jerry's Kids. Coba cek lagu band Boston tersebut yang 'Straight Jacket' atau 'I Don't wanna'.. Lurus dan polosnya The Darsih bercerita meludahi era kelam kediktatoran tersebut.



6. MULTIKULTUR - Sk8 And Drunks, 2019

Skateboard dan mabuk adalah sesuatu yang bisa saling berkaitan bagi mereka yang ingin main skateboard dan berani, tidak takut luka dan sebagainya, dengan melakukan kegiatan tersebut berbarengan membuat Multikultur merasa ingin mendedikasikannya kepada teman-teman pecinta papan luncur sambil menikmatinya secara mabuk. Ya, musiknya diawali dengan petikan ala pop-punk, dilanjut dengan musik berat ala Groove metal/Nu-metal ala Machine Head dengan vokal serak ala Arian13 waktu masih di Puppen. Ya, memang terdengar sangat terinspirasi dengan Puppen, di lagu lainnya-pun sekilas memang seperti Puppen. Rekamannya lumayan rapih dan spirit-nya terasa menggelora, sayang terlalu sederhana format video lirik-nya.


7. SOULDAS -Selamat Hari Baru
Taken track from E.P "PNDMC20"

Souldas memberi warna dan irama yang menyegarkan kembali era akhir 90an/2000 awal dengan band-band post-grunge/alternative rock seperti Staind dan Live. Rekaman yang rapih juga, aransemen musikalnya juga kuat untuk membawa suasana di Seattle ke Jakarta. Fill-in drum-nya juga variatif, tidak terjebak kestandaran musik dengan genre tersebut yang cenderung sederhana dan lurus. kadang juga terdengar seperti Koil. Aransemen musik cukup apik ramuannya, bass-line dan solo gitar yang berkelas, juga kaya referensi seperti ada unsur British-rock dan Swedish pop/rock. Grunge lover or Alternative freaks wajib dengarkan ini.










Komentar

Postingan Populer