Album-album rilisan yang (sempat) dibenci penggemarnya

Ada banyak album dari band-band rock dan metal yang menjadi masterpiece, namun karena melakukan eksplorasi ataupun eksperimen di album tertentu, mereka merubah drastis musiknya maupun memudarkan karakter yang sudah terlanjur melekat ke penggemarnya atau terlanjur memiliki imej tertentu dan mengecewakan audiens/penggemarnya. Sebenarnya banyak kalau mau dibahas satu per satu, contohnya, ada Celtic Frost album Cold Lake, Black Flag album My War, ada band Oldschool HC dari Orange County, Uniform Choice yang juga jadi dewasa, emotif dan merubah imej hardcore menjadi hardrockers di tahun 1988, ada Avenged Sevenfold dari yang awalnya band metal/hardcore belia, mulai City Of Evil hingga kini yang berubah menjadi ikon heavy metal modern/hard-rockstar, ada Cave In di album Antenna yang menjadi Alternative-rock/space-rock yang sebelumnya adalah Chaotic Metallic Hardcore/Progressive hardcore, dan masih banyak lagi. Namun kali ini saya akan ambil beberapa album yang cukup signifikan, dan tingkat kekecewaan penggemar saya urutkan dari mulai yang terburuk atau terberat sampai yang biasa-biasa saja akan kenyataan ini, hahaa.

1. Discharge - Grave New World (1986)

Album ini memang memulai Discharge kehilangan karakter yang sudah melekat secara luas dan mengakibatkan ditinggalkan para die-hard fans-nya, terlebih setelah sukses dengan full album di 1982, 'Hear Nothing, See Nothing, Say Nothing' dan beberapa E.P di tahun 1980-1982 menjadikan Discharge sebagai band hardcore punk yang disegani, hingga menjadi pionir subgenre D-beat (dis-beat/discharge-beat/d-takk) yang menjadikan style d-beat diminati di seluruh penjuru dunia manapun. Tahun 1986 Discharge harus rela mendapat kritikan hingga cibiran dari berbagai kalangan, termasuk dari penggemarnya sendiri yang bilang "ini adalah lelucon". Bayangkan, dari d-beat raw punk, kontras mereka bikin musik glam metal dengan lengkingan yang terbilang 'aneh', walau secara frontal para 'kritikus-punk' bilang lengkingannya lucu. tapi, jangan mendiskreditkan mereka dulu, secara aransemen mereka bagus kok, 'nyekil' dan coba cek lagu mereka track terakhir 'The Downward Spiral' yang durasinya hampir 15 menit, sangat progresif dan petikannya asyik, gak mediocre. Personil asli mereka tersisa Roy 'Rainy' (original member) & Cal Moris sebagai vokalis kedua yang masuk di akhir tahun 77 menggantikan Tezz Robert, yang kebetulan berpindah dari posisi Vokal dan menjadi drummer

Tak bisa dipungkiri, Discharge setelah merilis album ini mereka bubar di tahun 1987, dan sempat aktif kembali di awal 90an dengan rilis album Massacre Divine di tahun 1991, dilanjut dengan album di tahun 1993, Shooting Up The World dengan anggota tersisa yaitu Kelvin 'Cal' Morris yang masih belum menghilangkan imej baru perubahan 'heavy metal' nya dan album mereka di 1993 lebih nge-groove disertai suara yang serak, tidak se-melengking di album Grave New world yang 'aneh'. Bagaimanapun, album ini walau dibenci tapi dicari kolektor. Jelas, kontroversial itu sangat 'Punk' bagi mereka atau kita yang sepakat. Discharge kembali ke 'akar' mulai album "Discharge" (self title, 2002) dan menuju ke karakter asli d-beat di album 'Disensitise' yang malah lebih ke arah 'Speed Metal' di 2008 dan kembali menjadi 'paripurna' di album 2016, End Of Days yang cukup masterpiece seperti album 'Hear Nothing....' di 1982, diisi oleh 3 personil asli sejak 1977 (original) dan divokali oleh J.J dari Broken Bones, dirilis oleh label besar Nuclear Blast.



2. BAD RELIGION - Into The Unknown, 1983

Album ini juga ditinggalkan penggemarnya. Baru saja penggemar maupun penikmat punk disuguhi album 'How Could Hell Be Any Worse?', yang begitu agresif, provokatif dan jenius dalam merangkai lirik politis dan energik dalam beat punk 80-an. Album ini malah bereksperimen dengan gaya musik ala Genesis, Yes dan Pink Floyd, dengan diiringi sound organ 70an, ada petikan ala rock balada, progressive rock dan psychedellic menjadikan Bad Religion menciptakan kontroversi baru di skena punk Amerika, khususnya Californian Punk. Brett pun, sang gitaris sekaligus pemilik label Epitaph Record sempat cerita dan berkelakar, kalau album itu dilempar ke pasaran 10 pcs dan dikembalikan lagi 11 pcs. Album ini unik, seperti mendengarkan Genesis, 'edgy' kalau kata anak milenial, dan serasa menerawang ke luar angkasa. Setelah album ini mereka kembali membuat album secara responsif 'Kembali ke Punk Rock' dengan 'Back To The Known' di 1984 dan sempat hiatus. akhirnya kembali dengan album 'Suffer' yang sangat fenomenal di tahun 1988.



3. SSD - How we Rock, 1984 & Break It Up, 1985

Album ini menjadikan band hardcore krusial dari Massachusetts, US yang disegani dan penyebar pesan straight-edge di sekitar Boston ini perlahan ditinggalkan penggemarnya, mulai album ini di tahun 1984 mereka mulai bereksperimen ke arah 'heavy metal' dengan liukan solo guitar ala Angus Young atau solois gitar hard-rock lainnya, suara serak tinggi agak melengking, dan puncaknya di akhir tahun 1985 di album terakhirnya, Break It Up. Walau SSD yang punya kepanjangan nama 'Society System Decontrol' atau SS Decontrol tidak se-mengagetkan Discharge yang album Grave New World, SSD perlahan melakukan perubahan bertahap dari hardcore punk penuh energi menjadi band heavy metal dan hard rock ala AC/DC atau Nazareth yang benar-benar melengking dan menuju ke gejala pusaran glam metal pada akhir karirnya. Setelah bubar, hanya basis mereka, Jamie Sciarappa yang aktif di skena Boston hardcore dan melanjutkan di band penting selanjutnya, Slapshot.



4. ENTOMBED - Wolverine Blues, 1993

Walau Entombed sebagai pelopor Swedish OSDM ala Stockholm sounds berubah di album ini, sempat dikritik fans atau death-metallers 'tulen' yang kecewa setelah sukses dengan album Left Hand Path dan Clandestine yang telah menciptakan style suara gitar 'Chainsaw' atau 'Buzzsaw' dengan kekotoran suara ala gergaji beton yang dihasilkan suara kasar dan keras dari pedal HM-2 (Boss Heavy Metal-2), namun album inilah yang menjadi kredit maupun jasa yang tak terbayarkan bagi penerus band-band dengan style 'Death N' Roll' dimanapun, seperti Gorefest, Six Feet Under yang juga meneruskan style tersebut, juga band-band 2000-an seperti Doomriders & Kvelertak. Setelah album ini justru Entombed tambah 'melemah' lagi, terutama mereka merilis album 'Same Difference' di tahun 1998 dengan gaya musik alternatif metal. mereka kembali ke death metal sekitar 2003 dan hingga kini lagu-lagu dari album masterpiece 'Left hand Path' selalu menjadi highlight atau request audiens di panggung. Album Wolverine Blues juga digandeng oleh komik Marvel dengan menampilkan tokoh Wolverine pada kover majalah komik tersebut.


5. GOREFEST - Erase, 1994 & Soul Survivor, 1996

Band ini juga mengalami hal yang mirip dengan Entombed. Faktanya, Entombed lebih dahulu bereksplorasi di album Wolverine Blues. Gorefest memulainya setahun setelah Entombed di tahun 94 walau masih ada khas death metal-nya di album 'Erase', namun mulai album 'Soul Survivor' sudah mulai menghilangkan ciri death metal-nya dan bersikukuh dengan style terakhir di Death 'N' Roll/Heavy Metal. Setelah tahun 1998 mereka Off, On lagi di 2004 dan kembali Off di 2009.



6. METALLICA - Load, 1996

Sebetulnya, banyak fans keras Metallica hanya menganggap Metallica hanya eksis dari album 'Kill 'Em All', 1983 sampai 'And Justice For All', 1988 atau 1981-1990. Namun ada juga beberapa yang menerima 'Black Album di tahun 91' sebagai album terbaik terakhir mereka. Metallica sebagai raksasa metal dunia dan band Big Four Thrash metal termahal, harusnya bisa mempertahankan kejayaan seperti album-album terdahulu, atau bahkan melebihi kedahsyatan Master Of Puppet yang penuh pujian dan penghargaan. Entah kenapa setelah Black Album, dimana Alternative-rock di pertengahan 90-an merajai tangga lagu, Metallica ikutan bikin aransemen lagu ala alternative. Ya, album Load cukup lemah setelah Black Album sukses di pasaran jalur utama (mainstream), walau Black Album tidak segagah 'Master Of Puppet' atau minimal 'And Justice For All', 'Black Album' membuat orang di luar metal juga melirik dan menyukai. Namun kembali ke album Load menjadi 'lembek'. Ini merupakan album 'gagal' versi banyak metalhead. Setelah itu mereka membuat album Re-Load yang lebih sedikit keras dengan menampilkan sekuel lanjutan The Unforgiven II tak cukup memberi kepuasan penggemar murni Metallica era Thrash 1981-1990. Dilanjut album-album berikutnya, Metallica cuma bereksplorasi sedikit, ada eksplorasi sound dan drum termasuk lincahnya basis mereka, tak terkecuali memang panggungnya masih dinanti jutaan metalhead dari berbagai plosok bumi yang masih ingin melihat dan mendengarkan lagu-lagu era 1981-1989. Namun, tidak seperti Slayer, Megadeth, Anthrax sesama Big-Four ataupun Exodus dan Testament yang bisa merilis album dengan aransemen kuat dan 'keras', Metallica seperti tidak bisa menemukan kembali formula baru untuk membuat album metal yang 'horns up' dan berprogres. Eksplorasinya bisa dibilang gagal, namun respon fans-nya saya rasa tidak sekasar fans Discharge yang kecewa dengan album glam metal tahun 86 itu. Real Metallica secara de facto, yang tulen ya cuma dari Kill 'Em All hingga And Justice (plus Black album bagi sebagian fans-nya seperti saya)



7. AMORPHIS - Elegy, 1998
Band metal Finland ini merupakan band raksasa saat ini, hampir sejajar dengan Nightwish. Memulai debutnya di awal 90-an, mereka memulainya dengan oldschool Death metal (OSDM) terutama demo dan E.P 'Dismen Of The Soul' dan album penuh pertamanya, 'Karelian Isthmus'. karakter solo gitar Esa Holopainen dan Tomi Koivusaari sudah terbaca disini. Lanjut dengan album 'Tales From The Thousand Lakes' di tahun 1994 yang sangat 'Epic' dan melodius, suram dan magis, sukses dengan penjualan mereka yang memiliki reputasi terbaik di Relapse. Namun, 'Elegy' album selanjutnya di tahun 1996 merupakan babak baru yang eksperimentatif, membuat atmosfer yang lebih 'suram nan sedih' berlanjut. Kali ini lebih pelan lagi, cenderung nge-rock dan ballad. Karakter suara growl dari Tomi, gitaris sekaligus vokal gemuruh mulai luntur atau di minimalisir. Album ini merupakan awal Amorphis bisa lebih eksploratif di ranah mainstream dengan tema yang luas nan humanis sekaligus mengecewakan penggemarnya yang suka dengan sound : 'berat' = suara gemuruh + tetap melodius. Solo dan double harmony pada gitar yang masih berkarakter ala folk rock Finlandia bernuansa introspektif. Setelah album ini mereka selalu bereksplorasi, Tuonella contohnya, lebih alternative-metal dan progressive rock. Hingga kini, Amorphis menyuguhkan aransemen rock yang seolah tanpa batas tapi tetap memadukan heavy metal dan unsur folk Finlandia yang kuat dengan tema Viking dan imajinatif.




Komentar

Postingan Populer